Senin, 09 Januari 2012

Aneka Ternak & Unggas l


ANGSA

Di Indonesia, angsa dipelihara dalam jumlah kecil di berbagai tempat.  Karena tidak ada statistik populasi yang tepat untuk Indonesia,  maka sulit menaksir persentase angsa terhadappopulasi unggas.  Hal tersebut berarti bahwa sejauh ini, upaya peningkatan galur angsa dalam hubungannya terhadap kemampuan genetik adalah sedikit sekali.
Angsa mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat di antara semua unggas, dan yang paling efisien dalam konversi bahan makanan, teristimewa pada waktu umur 8-10 minggu pertama.  Angsa juga hampir bebas penyakit dan merupakan hewan pencari makanan ulung di kebun.  Meskipun demikian, angsa merupakan unggas penghasil daging yang tidak populer.   Kedudukan angsa yang masih sangat rendah dipandang dari sudut ekonomi, dipantulkan dalam masih sangat sedikitnya data penelitian terhadap kebutuhan makanan dan zat-zat nutrisi yang diperlukan.
Meskipun angsa tergolong hewan yang pertumbuhannya cepat dan paling efisien dalam konversi ransum, praktis bebas penyakit dan baik sekali sebagai unggas pemakan tumbuh-tumbuhan, akan tetapi perkembangbiakannya lambat.  Produksi telurnya relatif sedikit, yaitu 30 – 50 butir per tahun, tergantung dari jenisnya (Nowland, 1984).
Anak angsa tidak memerlukan ransum sampai umur 36-48 jam setelah menetas.  Hijauan rumput merupakan sebagian terbesar makanannya dan hanya sejumlah kecil butir-butiran diperlukan.  Air minum yang segar dan bersih perlu disediakan.  Pada umur dua atau tiga minggu, apabila anak bangsa memperoleh cukup rumput muda, umumnya tidak diperlukan lagi makanan lainnya.  Anak angsa dapat pula dipelihara dalam kandang, apabila diber ransum seimbang.

Angsa muda mempunyai laju pertumbuhan sangat cepat sampai umur sekitar delapan minggu.  Pada umur enam minggu bobot badan angsa mencapai sekitar 3 kg dan mengkonsumsi ransum kurang lebih 2 kg/kg berat badan (Patrick dan Schaible, 1980).  Setelah pertumbuhan cepat tersebut berlangsung, tercapailah suatu periode stabil.  Mulai pada umur kurang lebih 20 minggu, angsa memperlihatkan lagi pertumbuhan cepat.  Pertambahan bobot badan dengan cara pemeliharaan di padang rumput akan lebih lambat bila dibandingkan dengan yang diberi ransum seimbang.
Angsa tidak mempunyai tembolok untuk menyimpan makanannya, yang dimiliki hanyalah pelebaran pada ujung kerongkongan proksimal terhadap empedal yang berfungsi sebagai alat penyimpanan makanan sementara.
Angsa lebih suka mematuk sendiri makanan hijauannya dan dapat menolak rumput yang dipotong kecuali rumput tersebut segar dan dicincang sangat halus.  Hewan tersebut dapat memilih apa yang disukai di padang rumput dan cenderung dapat memilih rumput yang lebih enak dan yang lebih banyak kandungan airnya.  Menurut Cowan (1980), dinding sel rerumputan dan tumbuh-tumbuhan dipecah di dalam empedalnya sehingga kandungan selnya dapat dicerna.
Anak angsa perlu diberi ransum pemula berkadar protein 20-22% dalam bentuk pellet berukuran 3/32 atau 3/36 inci (2,3 atau 4,6 mm) untuk tiga minggu pertama.  Setelah tiga minggu perlu diberi ransum pertumbuhan berkadar protein 15% dalam bentuk pellet berukuran 4,6 mm.  Apabila banyak terdapat padang rumput dan berkualitas baik, jumlah pellet dapat dibatasi sampai kurang lebih 0,5-1 kg/ekor/minggu sampai angsa-angsa tersebut berumur 12 minggu.     
            Tabel 1. Ransum yang disarankan untuk anak angsa dan angsa bibit.
Bahan
Makanan
Anak   Angsa
Angsa   Bibit
Pemula
Akhir
Ransum 1
Ransum 2

%
%
%
%
Jagung
34,75
40,75
30,75
57,75
Sorgum
20,00
30,00
20,00
22,00
Bekatul
10,00
6,00
12,00
-
Pollard
8,00
6,00
12,00
-
Bungkil kelapa
-
-
8,00
-
Tepung daging
18,00
12,00
10,00
13,00
Tepung daun
5,00
3,00
5,00
5,00
Tepung ikan
4,00
2,00
-
-
Kalsium karbonat
-
-
2,00
2,00
Garam
0,25
0,25
0,25
0,25





Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
Sumber : Nowland, (1984)
Butir-butiran dapat diberikan tersendiri atau dengan ransum yang perbandingan antara mash dan butir-butiran adalah 50 : 50 (Summers dan Pepper, 1968).  Pada umur tiga minggu dianjurkan agar perbandingan mash terhadap butir-butir adalah 60 : 40.  Perbandingn tersebut secara bertahap perlu diubah periode pertumbuhan sampai pada saat akan dipasarkan sehingga menjadi 40 : 60.  Tergantung dari kualitas padang rumput, perbandingan tersebut perlu diatur naik atau turun sedikit.   Perlu diperhatikan adalah bahwa campuran antara mash dan butir-butir kandungan proteinnya 15% seperti halnya ransum “all-mash” untuk pertumbuhan maksimum.
            Tabel 2.  Kebutuhan Zat Nutrisi Angsa (%/mm/unit per kg ransum)
Berdasarkan Energi kkal
EM/kg ransum

Pemula
(0-6 minggu)
2.900
Pertumbuhan
(setelah 6 minggu)
2.900
Bibit
Protein
Lisin
Methionin + Sistin
Kalsium
Fosfor
Vitamin A
Vitamin D
Riboflavin
Asam Pantotenat
Niasin

%
%
%
%
%
IU
ICU
mg
mg
mg


22,0
0,9
0,75
0,8
0,4
1500
200
4,0
15,0
55,0
15,0
0,6
-
0,6
0,3
1500
200
2,5
-
35,0

15,0
0,6
-
2,25
0,3
4000
200
4,0
-
20,0




Tidak ada komentar:

Posting Komentar