Jumat, 09 Desember 2011

OUT BREEDING

Out breeding adalah sistem perkawinan antara ternak yang tidak mempunyai hubungan kekerabatan. Perkawinan ini dapat dilakukan pada satu bangsa ternak atau beda bangsa ternak, tergantung dari tujuan perkawinannya. Secara garis besar out breeding dapat dibedakan menjadi :

1. Perkawinan Silang (Cross Breeding)
2. Perkawinan Silang Luar (Out Crossing)
3. Perkawinan Tingkat ( Grading Up)

Perkawinan Silang (Cross Breeding)
Cross breeding adalah persilangan antar ternak yang tidak sebangsa. Misalnya antara sapi Brahman dengan sapi Angus. Ayam Island Red dengan White Rock, dll.
Adapun contoh bangsa sapi baru yang terbentuk dari crossbreeding :
Sapi Santa Gertrudis : Hasil perkawinan anatara sapi Brahman dengan sapi Shorthorn.
Sapi Brangus : Hasil perkawinan antara sapi Brahman dengan sapi Aberden Angus, dengan komposisi darahnya adalah 3/8 Brahman dan 5/8.
Sapi Beef Master : Hasil Persilangan antara sapi Brahman, Shorthorn dan sapi Hereford, dengan komposisi darah adalah 25% Hereford, 25% Shorthorn dan 50% Brahman.
Sapi Charbray : hasil persilangan antara sapi Brahman dengan sapi Charolais, komposisi darahnya adalah 3/16 Brahman dan 13/16 Charolais.

Perkawinan Silang Luar (Out Crossing)
Out crossing adalah persilangan antara tern ak dalam satu bangsa tetapi tidak mempunyai hubungan kekerabatan. Tujuan utama out crossing adalah untuk menjaga kemurnian bangsa ternak tertentu tanpa silang dalam.

Grading Up
Grading up adalah persilangan balik yang dilakukan terus menerus dan diarahkan terhadap saru bangsa ternak tertentu. Contoh Grading up di Indonesia yaitu proses Ongolisasi (Sejak pemerintah Hindia Belanda). Sapi-sapi betina lokal Indonesia dikawinkan dengan pejantan Ongol terus menerus, sehingga terbentuk sapi yang disebut peranakan ongol (PO).
Tujuan Grading Up adalah untuk memperbaiki ternak-ternak lokal. Kelemahan Grading up adalah dapat menyebabkan ternak-ternak lokal punah.
Grading up adalah perkawinan yang digunakan untuk meningkatkan mutu genetik ternak yang diskrib (tidak jelas asal usulnya). Ternak dan kemudian keturunannya tersebut dikawinkan secara terus menerus dengan ternak yang memeiliki galur murni dan sifat yang jelas diharapkan. Semakin sering dilakukan perkawinan maka keturunannya akan semakin mendekati sifat yang diinginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar