Banyak para pelajar, praktisi dan peternak yang mengartikan energi sebagai salah satu nutrisi dalam pakan ternak. Karena kata energi ini sering sekali ditulis secara bedampingan dengan protein, lemak, serat dan nutrient lainya. Padahal energi itu sendiri bukan nutrisi, energi adalah kalor (panas) yang dihasilkan dari metabolisme beberapa nutrient yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Namun demikian energi tetap menjadi salah satu ‘nutritional factor&rsquo.
untuk mendapatkan performance broiler yang optimal.Ada 2 hal mendasar yang perlu diketahui peternak menyangkut energi pada pakan broiler, yaitu :
1) Sampai saat ini energi dalam bahan baku yang bisa di analisa adalah gross energi,
sementara yang digunakan oleh broiler adalah net energy atau yang sering kita
sebut sebagai metabolisme energi. Metabolisme energi inilah yang dipakai pada
sistem formulasi pakan ternak. Artinya nilai ME tidak didapat dari
laboratorium, namun didapatdari persamaan (rumus) yang telah diuji oleh para ahli
nutrisi ternak dan peneliti.
2) Pengaruh kekurangan energi pada performance sangat besar. Pengaruh terbesar
pada ayam broiler adalah memperburuk FCR. Pada saat energi per kg pakan kurang
dari kebutuhan, maka ayam akan makan lebih banyak untuk menjaga kebutuhan
energi tubuhnya. Walaupun ayam makan lebih banyak pertambahan berat badannya
tidak ikut meningkat. Dan ini membuat pemenuhan kebutuhan energi menjadi lebih
mahal serta mengurangi ‘value’ dari energi itu sendiri.
Adapun penggunaan energi pada broiler secara garis besar bisa di bagi menajdi 2 bagian :
1. Pemenuhan Hidup Pokok (Maintenance)
a. Energi untuk metabolisme (basal metabolisme) Bagaimanapun juga proses
pencernaan, penyerapan, reproduksi, proses dalam sel dan segala macam proses
dalam tubuh unggas yang sering di sebut dengan proses metabolisme tetap
juga membutuhkan energi Kebutuhan energi untuk basal metabolisme semakin
meningkat dengan bertambahnya berat ayam (surface area), walaupun kebutuhan
per kg berat badanya semakin kecil.
b. Kenaikan panas tubuh karena aktivitas Proses metabolisme protein dan lemak
juga akan meningkatkan panas tubuh ayam, pada saat yang sama maka ayam
memerlukan energi untuk menjaga keseimbangan suhu tubuhnya. Jagung
mengahasilkan panas bahang yang lebih tinggi dibandingkan minyak, ini adalah
salah satu penyebab beberapa ahli merekomendasikan mengganti sumber energi
ke lemak pada saat cekaman panas.
c. Kenaikan panas tubuh karena ‘thermal regulation’ Pada saat
lingkungan disekitar kandang tinggi, maka suhu tubuh ayam juga ikut meningkat.
Untuk menurukan suhu tubuhnya ayam akan minum lebih banyak, dalam
tubuh ayam itu sendiri ada energi yang dipakai untuk menetralisir hal tersebut.
d. Energi pada feses dan urine Energi yang terbuang sebagai endogenous energy
dalam feses dan urine adalah nila mutlak yang tidak bisa di tawar lagi.
e. Immune Respons Pada saat ayam broiler terinfeksi suatu penyakit, maka sebagian
nutrient akan digunakan untuk meningkatkan daya tahan. Glukosa dalam darah
juga menurun, maka dari itu energi untuk pertumbuhan juga sebagian akan
terpakai untuk mencover kondisi seperti ini. Pemberian air gula secukupnya untuk
menambah intake energy terutama pada saat konsumsi pakan turun sangat
diperlukan.
2. Energi untuk Produksi
a. Pertumbuhan jaringan tubuh Pakan dibuat sedemikian rupa sehingga komposisi
asam amino nya dapat memenuhi kebutuhan ayam. Namun demikian protein yang
masuk kedalam tubuh ayam harus dipecah menjadi asam amino, sebelum diserap
oleh tubuh. Setelah itu asam-asam amino akan digunakan untuk pembentukan
jaringan tubuh (daging, bulu dan jaringan tubuh lainya) dan hal ini banyak
membutuhkan energi.
b. Penambahan lemak dan penyimpanan karbohidrat Metabolisme lemak lebih
sederhana di bandngkan nutrient lainya, kelebihan lemak akan disimpan dalam
tubuh dalam bentuk lemak juga. Begitu juga dengan karbohidrat, jika
nutrient ini berlebih akan disimpan sebagai cadangan lemak dalam tubuh unggas.
c. Telur dan semen Karena dipanen pada usia yang relatif muda, ayam broiler belum
sampai pada masa reproduksi yang tentunya membutuhkan energi untuk
pembentukan semen dan telur. Bagaimanapun juga perhitungan energi untuk
ayam broiler bisa jadi tidak sama presis dengan kebutuhan ayam, mengingat
banyak faktor yang mempengaruhinya termasuk kondisi lingkungan dan
kesehatan ayam itu sendiri. Namun demikian para nutritionist pastilah berusaha
untuk lebih tepat atau memberikan energi yang lebih tinggi dari kebutuhan pada
saat lingkungan normal. (skm)
Sumber : http://cjfeed.co.id Copyright 2007 by CJFeed Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar